F

Kapankah Sebaiknya Kita Harus Pensiun?

Kapankah Sebaiknya Kita Harus Pensiun?

       
       Pensiun merupakan hal yang setiap orang pasti mengalaminya. Karena itulah banyak orang yang sudah mempersiapkan masa pensiun bahkan sejak saat masih muda. Kebanyakan dari kita sudah terpola untuk berpikir ingin hidup tenang di masa pensiun atau dihari tua, duduk-duduk tanpa beban, hanya bermain dengan cucu, renunian jalan-jalan kesana kesini.

Pada dasarnya kita ingin hidup di zona nyaman, atau kita hanya berpikir menghabiskan masa tua hanya dengan shalat dan membaca Al-Quran dari waktu ke waktu, tanpa kegiatan lain. Itulah MINDSET kita, atau setidaknya itulah fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Ketika kita belum memasuki masa pensiun pun, terkadang kita merasa sudah bukan saatnya kita untuk aktif. Kita kehilangan gairah, bahkan mungkin kehilangan arah, Mau apa? Mau ke mana? Untuk apa? Hanya ingin hidup tenang di zona nyaman. Hanya ingin bersenang-senang, tak ingin bergerak. Bahkan kita cenderung hanya ingin memikirkan diri sendiri. Makin tak peduli dengan sesama, kita merasa sudah saatnya untuk beristirahat. Itukah yang akan kita lakukan?

Dalam pandangan Islam, apakah kita diajarkan untuk memiliki pola pikir seperti itu? Jawabannya tentu saja TIDAK. Allah SWT memberi tuntunannya dalam Al-Quran Surah Al-Insyirah : 7-8.

 

“Maka apabila engkau sudah selesai mengerjakan satu urusan,

maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

Dan kepada tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.”

 

Dalam kehidupan Rasulullah SAW, usia 40 tahun adalah usia dimana beliau memulai hidup baru. Begitu pula sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakar As Siddiq yang lebih muda 2 tahun dari rasulullah. Di usia tersebut, Rasulullah dan para sahabat memasuki perjuangan baru, dan meninggalkan kenyamanan yang selama ini mereka rasakan. Harta, mereka infaqkan. Martabat manusia mereka perjuangkan. Bukannya bersantai dan stagnan, tapi mereka justru makin aktif dan dinamis.

        Di usia tua, Rasulullah SAW tidak sibuk dengan shalat dan membaca Al-Quran saja. Mulai usia 53 tahun justru beliau makin aktif membina hubungan dengan sesama manusia. Membangun masyarakat madani (civil society) di Madinah. Tidak hanya hubungan dengan Allah SWT, tapi juga hubungan dengan manusia. Beliau makin bermasyarakat, makin terlibat dalam kehidupan sosial. Artinya, Memasuki usia pensiun bukan alasan kita untuk melepaskan diri dari kehidupan sosial dan hanya sibuk dengan diri sendiri.

        Hingga akhir hayatnya, rasulullah tidak pernah diam dan tidak juga ingin beristirahat. Beliau juga tidak meninggal dalam keadaan kaya, tidak juga dalam keadaan pensiun karena beliau tetap memimpin umatnya. Masa pensiun Rasulullah SAW adalah ketika beliau wafat. Begitu pula sahabat rasul yang lainnya, mereka pensiun setelah wafat.

      Konsep pensiun yang umum dipahami masyarakat, membuat kita lupa bahwa bertambahnya usia itu berarti kesempatan hidup kita makin berkurang. Kesempatan untuk memberi manfaat kepada sesama semakin berkurang. Kesempatan untuk berbagi semakin berkurang.

        Oleh karena itu, jika memang kita ingin mempersiapkan hari tua, selain mempersiapkan aspek finansial, yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan agar kita bisa bermanfaat bagi sesama di masa tua, sampai saatnya menutup mata. Tidak ada kata terlambat untuk memulai hidup baru.

       Tua bukan alasan untuk putus asa dan berhenti. Justru ketika masa tua menghampiri kita harus lebih hidup dan bersemangat.

 

 

Referensi : http://whatsapp.com (WAG)

Sumber Gambar : https://Pxhere.com

Posting Komentar

0 Komentar