F

Untung, Beruntung, Rugi, Merugi, Apa Bedanya?

Untung, Beruntung, Rugi, Merugi, Apa Bedanya?

    Dalam berbisnis kata-kata Untung, Laba, Rugi adalah beberapa kata yang sangat familiar, bahkan hal tersebut selalu dipikirkan siang dan malam oleh para pebisnis. Wajar saja, karena beberapa kata tersebut memang menjadi acuan sukses atau gagalnya sebuah bisnis.

    Untung atau Laba, dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai selisih antara pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Sementara itu, laba dalam ilmu akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Hal ini yang selalu diharapkan peningkatannya bagi para pengusaha karena menjadi representasi hasil kinerjanya.

    Sedangkan Rugi, adalah kebalikan dari Untung atau Laba yang berarti jumlah pengeluaran atau biaya keseluruhan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Hal ini yang selalu dihindari dan ditakutkan oleh para pebisnis. Pada intinya dalam dunia bisnis Untung atau Laba adalah yang paling diharapkan, sedangkan Rugi adalah hal paling ditakuti atau dihindari.

    Selain hal penting berupa Untung dan Rugi dalam berbisnis, sebenarnya ada hal lain yang juga penting atau bahkan lebih penting dari kedua hal tersebut, yaitu Beruntung dan Merugi. Kedua hal ini adalah hal yang seringkali dilupakan oleh para pebisnis kebanyakan, khususnya pebisnis muslim.

 

“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang Beruntung.” QS.Al-Baqarah ayat 5

 

    Dalam berbisnis, baik pebisnis pemula atau bahkan pebisnis kelas besar pasti memiliki beberapa permasalahan yang harus dipecahkan. Baik masalah keuangan, masalah karyawan yang berkhianat, masalah suap menyuap, masalah penipuan, masalah kualitas produk, dan berbagai masalah lainnya. Namun untuk pebisnis muslim yang lebih memilih agar menjadi golongan orang-orang yang beruntung, apapun masalah yang dihadapi, jalan penyelesaian yang dipilih adalah jalan yang pilihannya tetap dalam koridor atau petunjuk dari Tuhannya.

    Sebagai contoh, pada suatu masa kita dihadapkan dengan sebuah dilema. Seseorang menawarkan proyek besar kepada kita yang jika diperhitungkan keuntungannya bisa sampai angka Lima Milyar rupiah. Namun untuk bisa lolos dan mendapatkan proyek tersebut kita harus menyuap salah seorang pejabat terkait. Didepan sebuah peluang keuntungan yang sangat besar, kebanyakan orang pasti lebih memilih menyuap orang tersebut, karena sangat disayangkan kesempatan tersebut sangat jarang atau bahkan sangat susah untuk diperoleh. Apalagi nominal angka yang diperlukan untuk menyuap tidak seberapa dibanding dengan keuntungannya.

    Pebisnis yang tahu tentang kata Beruntung, dalam menghadapi dilema seperti diatas akan lebih memilih jalan agar dirinya tetap dalam petunjuk Tuhannya, sehingga menjadi golongan orang-orang yang Beruntung. Sebaliknya pebisnis yang lebih memilih jalan kesesatan, kelak akan menjadi golongan orang-orang yan Merugi.

    Semoga kita semua yang bekerja sebagai pebisnis maupun pegawai, selalu tetap dalam petunjuk Tuhan Kita sehingga masuk kedalam golongan orang-orang yang Beruntung.

Posting Komentar

0 Komentar