Fenomena Satu Rumah Isi Tiga
Semenjak munculnya revolusi industri, banyak daerah di seluruh dunia mengalami pertumbuhan penduduk yang meningkat secara drastis. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat pesat. Hingga kini khususnya di Indonesia, kebutuhan terkait tempat tinggal masih banyak yang belum terpenuhi. Sebagai contoh di pulau Jawa dengan kepadatan penduduk yang tinggi, pemenuhan kebutuhan tempat tinggal masih banyak yang kurang, padahal di Jawa perkembangan infrastrukturnya sangat cepat dibandingkan dengan pulau lainnya.
Adanya ketimpangan yang sangat jelas antara jumlah tempat tinggal dan jumlah kepala keluarga (KK), menimbulkan beberapa fenomena. Salah satu fenomena yang banyak terjadi adalah fenomena Satu Rumah Isi Tiga.
Fenomena Satu Rumah Isi Tiga merupakan salah satu dampak kurangnya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal dan ketimpangan ekonomi. Satu Rumah Isi Tiga diartikan sebagai satu tempat tinggal,namun diisi oleh tiga Keluarga. Suatu pasangan suami istri yang memiliki sebuah rumah, berarti telah memenuhi kebutuhannya. Namun ketika dikaruniai anak yang banyak, dan anak-anak tersebut beranjak dewasa, hingga menikah. Sebagian besar anaknya tidak mampu secara ekonomi untuk membeli rumah, sehingga harus tinggal di rumah mertua atau rumah orang tuanya.
Kejadian di atas bisa jadi sebuah kewajaran, karena setiap tahun harga properti mengalami peningkatan. Dilain sisi, kebutuhan rumah tangga yang semakin kompleks membuat penghasilan keluarga tidak mencukupi untuk membeli sebuah rumah.
Sebagai alternatif, pemerintah atau bahkan pihak swasta banyak yang menyediakan hunian berupa rumah kontrak, apartemen, rumah susun, dan hunian lainnya. Namun meskipun banyak alternatif hunian, semoga kita diberi kemampuan memiliki rumah untuk keluarga dan anak-anak kita.
Foto oleh IlyaYurukin form PxHere
0 Komentar
Silahkan coment dibawah ini, kalo bisa kritik dan sarannya juga yah..