F

Semarang Semakin Padat, Rakyat Harus Tinggal Dimana?

Semarang Semakin Padat, Rakyat Harus Tinggal Dimana?

Kota Semarang sebagai kota berbasis perdagangan dan jasa, mengalami pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk ini disebabkan banyaknya pendatang yang berasal dari luar kota dan adanya pertambahan jumlah penduduk asli.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Semarang, jumlah rumah tangga di Kota Semarang mencapai angka 471.327 di tahun 2016. Sedangkan jumlah rumah yang ada hanya berjumlah 343.876 rumah. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat sekitar 127.451 unit rumah yang dibutuhkan apabila per rumah tangga menempati satu unit rumah.

Dari permasalahan tersebut alternatif pembangunan yang dianggap paling sesuai yaitu dengan pembangunan ke arah vertikal, dalam hal ini apartemen adalah alternatif yang paling sesuai mengingat banyaknya jumlah rumah tangga yang membutuhkan unit rumah dan adanya keterbatasan lahan di Kota Semarang.

Kota Semarang selain memiliki permasalahan dalam hal keterbatasan lahan, fenomena kemacetan juga menjadi permasalahan penting yang terjadi di Kota semarang. Solusi yang dapat dilakukan dari permasalahan tersebut adalah dengan cara mendekatkan kawasan permukiman dengan tempat kerja, sehingga akses lebih cepat dan kemacetan dapat dihindari.

Melihat dari sisi lain, tempat kerja atau kantor di Kota Semarang memang sangat dibutuhkan, Hal ini terbukti dari peningkatan jumlah pengusaha di kota Semarang dari tahun 2011 yang sebanyak 52.672 meningkat menjadi 53.557 di tahun 2015 dan peningkatan jumlah perusahaan di kota Semarang tahun 2015 sebanyak 5.641 perusahaan. (Semarang dalam Angka 2016, BPS kota Semarang).

Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan sebuah bangunan Mixed Use dengan fungsi utama sebagai Kantor Sewa dan Apartemen di Kota Semarang yang akan menjadi solusi permasalahan di atas. Dalam merancang Kantor Sewa dan Apartemen ini, sebaiknya digunakan pendekatan Eco-Tech Architecture yang merupakan gabungan dari prinsip Sustainable Architecture dengan High Technology sebagai solusi yang paling tepat untuk mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan alam.

 

Tegal, 4 November 2021

Oleh Khoerul Anwar

 

Referensi :

Semarang dalam Angka 2016, BPS kota Semarang

Canopy: Journal of Architecture, Tugas Akhir Khoerul Anwar

 

Sumber Gambar :

Canopy: Journal of Architecture, Tugas Akhir Khoerul Anwar

Posting Komentar

0 Komentar